HALAMANKU

Selasa, 19 Mei 2015

Menjaga Hari Ini


Apa yang aku lakukan untuk masa depan? Setiap kali pertanyaan itu menyela lamunan, kadang pun menyisip diantara pikiran-pikiran lain. Masa depan yang mana? Hari tua atau hari setelah tua. Pada tiap-tiap pertanyaan itu pun aku tak hendak menjawab, karena berakhir dengan betikan kekhawatiran.

Aku bukan tidak peduli. Hanya saja, jika Allah menghendaki hatiku tenang, mengapa pertanyaan itu tiba-tiba menghampiri. Lalu, kuputuskan menghitung sejenak. Ketemukan, bahwa aku memang tidak perlu meributkannya sendiri. Secukupnya usahaku secukup itu pula rizkiku. Pastilah terjamin, asal aku tidak malas, asal aku tidak mengeluh, asal aku begini dan begitu.




Namun, hatiku masih lah gegana. Aku bukan tidak bersyukur. Kumencari-cari apalah maknanya. Oh, ternyata aku sedang dirundung rasa iri. Aku tidak tenang karena rasa iri ini. Tahukan? Rasa iri akan menggiring hati melakukan segala cara supaya kita bisa mendapatkan hal yang sama. Rasa iri membuat tidur tak nyenyak atau air mata berlinang, sampai terpuas memperoleh apa yang dimaui.


Kuamati dan kufahami kisah hidup mereka. Rupanya semua itu adalah tentang menjaga hari ini. Melakukan sebaik amal hari ini. Melakukan sebaik syukur hari ini. Melakukan sebaik sedekah hari ini. Melakukan sebaik tulisan hari ini. Melakukan sebaik senyum hari ini. Sebaik-baiknya untuk hari ini. Karena mereka pun tidak tahu, hari terbaik mana yang akan dikenang sebagai sejarah. Hari yang mana, ketika kebaikan terbaik itu diizinkan oleh Allah didengar seluruh makhluk. Atau tidak butuh sama sekali. Tetapi tinta telah tergores dan mengering. Hari yang ini, hari yang ini, hari ini. 

Rabu, 13 Mei 2015

Please, what for, Tante?

What for? 
Itu hal pertama yang terlintas di pikiran, ketika saya melihat ibu-ibu berlama-lama mengantri di ATM atau bahkan antri di CS suatu bank.


Maraknya online shop, membuat para mamak-mamak tante tante embak embak yang doyan belanja semakin terfasilitasi tanpa harus banyak bergerak. Lebih maklum lagi kota saya yang pelosok, namun warganya makmur. Ke mupeng an punya barang-barang berkualitas tidak mudah dipenuhi. Secara di sini tidak ada mall atau semacamnya. Ada beberapa toko tetapi stock terbatas. Atau seringnya memang tidak ada. Belanja online lah solusinya.

Tapi yang tidak saya maklumi adalah kami harus mengantri di ATM demi ibu2 yang membayar banyak tagihan atau pelunasan orderan berbagai macam barang yang dipesan dari berbagai toko online. Sekali menghadap mesin ATM ada banyak nomer rekening yang harus ditransfer (negatif thinking). Oke sabar. Namun yang bikin saya hopeless adalah ketika saya melihat jelas si emak emak tante tante ini menenteng hape touchscreen canggih, kira-kira harga 3 juta lebih bahkan yang sepuluh juta ada.  Saya bisa maklum kalau mungkin saja sang ibu tidak punya alternatif lain, atau hapenya jadul kayak ibu saya cuma bisa buat sms dan telpun. Namun, faktanya itu hape Samsul Ipon terpampang nyata. Kejadian ini tidak hanya sekali dua kali pula.





What for?
Itu hape buat apa mak tante?! I really wish she learn about internet or mobile banking. So you can save your time by not going to ATM, or make people waiting for long time behind you. Selain itu tante akan terlihat lebih "smart" dengan hape supercanggihnya. ^^


Namun, berceritalah teman saya yang bekerja sebagai CS di sebuah bank. "Ibu, itu hapenya sudah dipasang mobile atau internet banking?" teman saya bertanya dengan suasana batin heran karena ini ibu setiap ke bank seringnya cuma buat nanyain saldo. Lalu si ibu menjawab "nggak ada mbak, saya gaptek" tanpa berminat pasang karena ribet nanti gak ngerti. Hape yang ditunjuk adalah samsul gal tab sekian.



Fufufu. Should my friend give her speech? Nope. Cukuplah kita sama-sama tahu diri. Saya berharap semoga Allah memberi petunjuk kepada ibu emak tante dalam menggunakan hape "mahal" sesuai kebutuhan serta memudahkan beliau mempelajari ilmu-ilmunya. Tidak hanya sekedar bbm-an wasapan path-an gosip sana sini tetapi juga fasilitas aplikasi-aplikasi  "ibu rumah tangga solihah canggih yang kekininan" Aamiin.