Ibu kota ini sudah sangat sumpek. Setiap hari warganya berebut
udara bersih. Tetapi kota gula ini memang sulit ditinggalkan oleh
semut-semut pekerja.
Pandemi COVID-19 agaknya membuat sebagian warga ibu kota
memilih kembali ke kampung halaman. Disebabkan karena telah kehilangan mata
pencaharian atau memilih sakit tapi dekat dengan keluarga daripada sakit
sendiri di perantauan. Semut-semut berharap, setidaknya ada yang lebih manis di
daerah asalnya.
Pemerintah pusat tidak lagi punya pesona untuk mengendalikan
warga dan penyebaran virus COVID-19. Pemerintah daerah sebagian merasa
terpanggil untuk berlomba-lomba memberikan yang terbaik bagi warganya.
Terlintas dalam pikiranku, biarlah-biarlah semut-semut itu pulang
saja dan berkarya di sana. Tidak usah kembali ke ibu kota. Sambutlah-sambutlah mereka
wahai pemerintah daerah, bangun kota-kotamu. Otak mereka para pekerja ibukota
seharusnya sudah bisa diandalkan untuk membangun desa.
Setidaknya tangan-tangan mereka bisa digunakan untuk membangun
lumbung-lumbung kehidupan baru di sana. Kelak kita tidak perlu lagi impor,
karena lumbung-lumbung itu sudah hidup di daerah masing-masing. Kita hanya
perlu order ekspedisi lokal untuk bertukar komoditi. Sembari para muscle
knowledge negeri ini merevisi undang-undang, kita siapkan dengan baik apa-apa saja
yang siap diekspor nanti.
"New Normal". Bukan hanya sekedar pakai masker keluar rumah,
cuci tangan sebelum ngapa-ngapain, atau minum lebih banyak suplemen.
Aku berharap "New Normal" akan seperti lintasan pikiranku di
atas. Sesuatu yang baru dan itu normal. Negara kepulauan terbesar Asia Tenggara
menjadi super sejahtera adalah hal “baru” dan sejak dulu itu adalah cita-cita “normal”
warganya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
feel free to comment ^^d