Minggu, 31 Juli 2011

Dari awal kemunculan produk ini, iklan yang ditayangkan cukup menggelitik. Ada suasana baru yang hendak disajikan kepada pasarnya. Iklan model cerita bersambung yang konyol tapi logis. Ide lawakan yang cerdas. Langkah awal yang baik untuk membuat pasar, minimal, melirik produk celuler baru ini.

Klo Joni BlakBlakan, salah ya?
Tema yang nabrak. Menurut saya, nabrak dengan budaya masyarakat Indonesia pada umumnya. Apa pasal? Gini, bener nggak sih kalau saya mengatakan bahwa "tidak suka menyakiti perasaan orang lain secara terang-terangan itu menjadi kebiasaan masyarakat kita" ? Atau kebiasaan suka memendam perasaan. Atau apa pun jenisnya, pada intinya adalah agak kurang sopan gitu kalau "blak-blakan", kebenaran yang disampaikan langsung dengan jujur itu terkadang "menyakitkan".

Begitulah yang dilakukan si Joni. Saya pikir kenapa mereka mesti marah?
Bener kan klo ternyata di hidung si kakek ada upilnya? 
Coba kalau Joni nggak ngomong waktu itu, saat si kakek sudah jalan jauh, melewati lebih banyak orang, semakin malu kan si kakek kalau upilnya keliatan gitu.

Bener kan klo doa itu harus dibarengin usaha? 
Coba liat bapak itu berdoa sampe lumutan plus disarangin laba-laba. Nunggu "lebaran monyet" juga nggak bakal kesampean maunya klo cuma berdoa saja gitu. Jika si Joni nggak ngingetin, mungkin si bapak nggak sadar klo tubuhnya sudah bau tanah tapi cuma bisa doa melulu.

Bener kan klo udah beristri nggak boleh genit?
Trus kenapa pada marah kalau emang benar begitu? 

Ya, faktor budaya masyarakat kita yang belum terbiasa menerima kritik yang terus terang dan terbuka. Mungkin kita terbiasa dikritik dari belakang. Katanya supaya tidak bikin malu.

Bertentangan dengan etika islam kah?
Entah mengapa tema Joni blak-blakan ini yang diangkat menyambut ramadhan. Saya pikir bukan sekedar memberi informasi kegunaan kartu Axis yang (mungkin) murah buat telp, sms bangunin orang sahur n facebookan.

Di dalam pedoman  seorang muslim tercantum ini :
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik dan debatlah ia dengan cara yang lebih baik”. (Q.S. An-Nahl: 125).

Kalau ada yang kenal Imam Syafi'i beliau juga berwasiat begini :
Berilah aku nasihat secara berduaan, dan jauhkan aku dari nasihatmu di tengah orang banyak; karena nasihat di tengah-tengah orang banyak itu mengandung makna celaan yang aku tidak suka mendengarnya”.

Lebih panjang tentang adab memberi nasihat bisa diliat disini.

Jadi, si Joni harusnya dihukum atau enggak?
Kalau dilihat dari jasanya membangunkan orang saur, ya jelas nggak mungkin di hukum. Tapi berkaitan dengan blak-blakannya. Coba deh perhati'in. Situasi di saat Joni 'nyablak', apakah dia hanya berdua dengan tersangka, atau di depan banyak orang? Silakan jawab dan kamu yang menentukan.


Akhirnya, apakah iklan itu membuat kamu mau memakai Axis?
Haha. Inikah makna yang sebenarnya. Bahwa bisa juga budaya kentongan bangunin orang saur diganti dengan telpun/misscall antar warga. Di satu sisi tidak mengganggu warga yang non islam dini hari. Di sisi yang lain untung banget buat Axis klo ada satu kampung yang warganya bisa pake Axis semua dengan alasan tersebut.

Sudah itu saja dulu.

Feel free for comment!

2 comments:

  1. ini mah iklan nggak blak-blakan he...3x

    BalasHapus



  2. informasi sangat membantu sekali,mudah - mudahan artikel ini bermanfaat untuk semuanya.
    trimakasih atas kunjungannya .

    BalasHapus

feel free to comment ^^d