Rabu, 04 Februari 2015

Beberapa pakar beneran dan pakar abal-abal yang pendapatnya disebarkan lewat media beneran dan media abal-abal pernah berkesimpulan bahwa media sosial merupakan salah satu cara untuk mengenal kepribadian seseorang. Saya teringat kuliah Psikologi Sosial, saat itu dosen saya mengatakan bahwa media sosial memiliki dua sisi, dimana seseorang menggunakannya sebagai wadah eksistensi, bahasa gaulnya "eksiiiiss" (huruf "i"nya panjang), atau satu lagi sebagai topeng. Lebih detailnya baca buku ya. 

Sehingga, sebagai seorang manusia yang terbatas mata telinga dan hatinya, manalah mungkin kita bisa menilai seseorang hanya dengan melihat media sosial yang ia gunakan. Hati-hati. Jangan-jangan itu adalah prasangka. Nahlho. #istighfar

[gambar dari mbah google]

Tipsnya Umar bin Khattab nih :

Seseorang belum dikatakan mengenal saudaranya apabila ia belum melakukan satu di antara tiga hal berikut: bepergian bersamanya (safar), menginap di rumahnya, atau melakukan muamalah (transaksi hutang-piutang) dengannya.- [Umar bin Khattab]

Jadi, kamu yang terjebak di blog ini, lalu selama tiga hari tiga malam baca isi postingan saya dari awal berdirinya blog sampai postingan terakhir, tetapi kalau belum pernah travelling sama saya, menginap di rumah orang tua saya, atau ditagih-tagih hutang sama saya bisa dosa ya ngata-ngatain saya. Haha. Ngancem. Begitu juga sebaliknya. Tips itu jadi jurus ampuh, kalau tiba-tiba ada yang iseng ngajakin gosip ngalor-ngidul aroma bangkai, #istighfar. Spontan aja bilang,, "hmm gtw juga sih lama gak ketemu, gak kontak juga, gak kenal juga, mungkin itu hanya luarnya aja", lalu cepat-cepat ngomongin makanan. "Laper nih aku" :p

0 comments:

Posting Komentar

feel free to comment ^^d