Minggu, 07 Februari 2016

Adakalanya kita dibiarkan melakukan kesalahan  tersebab dengan jalan itu kita bisa mengeruk hikmah lebih dalam dan mengambil jarak terdekat dengan Allah.


#sejenak
Kita membaca shirah Nabi saw, kita membaca shirah sahabiyah, lalu merasa terharu dan terbakar karena kisahnya. Tak jarang kita lalu berkoar-koar tentang khilafah, berkoar-koar tentang idealisme kemenangan islam. Semangat membuncah mengambil jalan cepat tanpa hikmah. Begitulah manusia yang fitrahnya bersifat isti'jal. Terburu-buru, bekalau-kalau jika ini tidak dilakukan maka akan begitu. Wajar. Sampai fitrah yang lain pun mengikuti yakni pelupa. Kadang ia lupa bahwa Nabi saw dan para sahabiyah adalah penghafal Alquran, tak putus tahajud, tak enggan sedekah. Terkadang kita mensejajarkan semangat membara kita dengan semangat yang sama dengan para sahabiyah. Padahal kita sadar hafalan kita begitu lemah, sedekahpun diselingi ragu. Mungkin hentakan dan takbir kita boleh jadi sama lantangnya dengan para sahabiyah dalam shirah, akan tetapi kita tidak bisa menyamakan detak jantung dan nadi mereka saat berteriak "khaibar ya yahud, jaisyu muhammad saufa yahud" . 

#sejenak
Saat mereka para sahabiyah melantangkan kalimat itu, telah terhadang di depan mereka ribuan musuh dengan senjata tombak, panah, pisau, dan beberapa langkah lagi siap dihunus syahid oleh senjata-senjata tajam itu. Kita? Kita berteriak di depan tugu berharap ia menjadi saksi aksi kita, sambil melirik lawan jenis yang terlihat kece, sambil update status, sambil selfie wefie, tersadar lalu istighfar. Kita tidak bisa benar-benar membayangkan bagaimana jika musuh berada di depan muka, mungkin tak sanggup rasanya mata ini berkelik apalagi merogoh hp.

#sejenak
Duhai, terkadang jika posisi kita sebagai pemimpin. Yakni sosok yang otak dan jiwanya seolah dituntut bisa menjadi teladan bagi jundi, sayangnya kita kadang keliru menafsirkan keteladanan itu. Kita terburu-buru menjustifikasi dan merasa petuah adalah solusi. "Bukan, jundimu yang ditakdirkan Allah berada di bawah arahanmu tidak sedang ingin mendengar kalimat-kalimat motivasimu, tidak sedang ingin disuguhi bacaan-bacaan pembakar jiwa, jika hal itu sudah berulang kali dilakukan tetapi ia masih tak sehebat motivasimu, buku-buku rekomendasimu, maka itu saatnya...."

#sejenak
Kita murajaah lagi motivasi dan niat kita, kita murajaah lagi kitab Alquran kita, kita murajaah lagi lembaran-lembaran buku "lawas" itu. Sadarilah bahwa Allah ingin mengatakan, "jangan aniyaya dirimu dengan tergesa-gesa, karena Aku punya rencana. Bukan karena kamu atau jundimu tidak bisa bekerja, tetapi Aku yang mengizinkan bagaimana kalian bekerja. Kalau ingin kau ubah rencana dan izin-Ku, agar menjadi rencana dan berkah untukmu maka mintalah kepada-Ku saja, kau tahu kan cara-cara yang Aku sukai? Mengeluhlah pada-Ku saja. Aku yang akan memutuskan, bukan jamaahmu atau bahkan musuhmu."

#sejenak
Kita lupa bahwa ketika Nabi saw hampir berputus asa menjelang badar, padahal Ia telah dijamin surga dan bersamanya adalah ratusan sahabat dengan Alquran di hatinya, beliau tetap merintih pada Allah.

#sejenak
Muhasabah diri. 

Allahu'alambisowab.

1 comments:

feel free to comment ^^d