Minggu, 16 November 2014

Judul acaranya Kemilau Kalimantan Timur
Ini jepretan hari ke-2 setelah hari pertama pentas tari daerah dengan kostum daerah Kalimantan.
Edisi kali ini saya pengen banyak komentar.

Karena lensa kamera saya tidak sepanjang kamera-kamera fotografer n wartawan-wartawan di sebelah saya, mau tak mau saya harus pinter pinter maju mundur kayak Syahrini biar gambarnya cantiikk, cantikk :p




Penampilan pertama dari Samarinda. Tapi foto pertama ini dari Tenggarong.
Icon Kalimantan Burung Enggang jadi tema kostum di atas. Takjub. Keren kan!
Kostum yang menurut saya paling kontras warnanya. Haha.Unik dan sangat menarik.
Plus talentnya yang tau diri, jadi gak berlebihan pamer kostum berat kayak gitu. 


Kalo yang ini, diibaratkan sebagai tanaman bakau. Ini kostum-kostum gak ringan ya. Jadi selain ngerti nampil, talentnya juga kudu sehat fisik. Even, kudu olah fisik dulu, klo gak bisa langsung drop, apalagi mereka diharuskan jalan beberapa kilo dengan tetap tersenyum dan semangat.



Nah beberapa kostum memang tidak mudah ditafsirkan. Tidak banyak putra yang bersedia jadi talent, ya karena mau gak mau mereka harus di make-up dan bergaya di depan kamera seperti ini. Tapi buat kostum mewah megah seperti itu, tidak banyak putri juga yang sanggup memakainya kan?
Entah si, apakah ini juga termasuk menyerupai wanita? Hmm...


Ini putri hijau. Nggak terpajang badge nama-namanya. Satu hal yang saya suka dari festival ini bagi yang memakai jilbab justru lebih tertutup auratnya, bahkan tidak membentuk badan sama sekali. Kekekek. Bener kan? Make up pun karena sanking lebaaayy-nya di coret-coret begitu jadinya cantik seksi enggak, jelek juga enggak. Kira-kira ini tabarruj bukan ya? 


Saya berharap panggungnya lebih ergonomis buat talent-talent berkostum raksasa ini.
Note buat panitia ya, kesian tu hak tinggi dan baju berumbai-umbai kudu naik turun tanggak,
kalau keinjek-injek bisa nggeblak deh, kesiaan.





Hmm... warna-warni paduan kostum sebenarnya bagus. Akan tetapi, sebagai jepretator, menurut saya komposisi warna juga kudu diperhatikan. "Sakit" di mata kalau warnanya justru saling bertabrakan dalam satu tampilan. Belum lagi kalau talent-talent lain punya warna-warni yang sama. Ibarat tangkapan kamera jadi gak nyaman. Mungkin versi Karnaval Jember yang sudah lebih dulu dan profesional bisa jadi perbandingan *liat di foto aja si hehe






Dua foto di atas, menurut saya versi talent yang cowoknya maco. Jadi meski berkostum, warnanya tetap maskulin dan gaya-gayanya gak kecentilan. 


Denger-denger, talent mbak kupu-kupu yang satu ini, bahkan sampai ke California Amerika Serikat, ikutan pawai di sana gitu. Guess, doi sekarang SMA kelas 2. Gak harus gaya kayak AgnesMo ya supaya bisa mendunia. Asal bangga sama budaya kita, gak kalah deh.




Festival Kemilau Kalimantan Timur ini diikuti oleh empat kota besar. Samarinda, Tenggarong, Bontang, dan Balikpapan. Menurut saya kostum dari kota minyak ini tidak semgah kostum dari Bontang dan Tenggarong. Tapi penampilan tarian kipas mereka asik punya, tarian sederhana, gak perlu jungkir balik, kipas yang diatur sedemikian rupa sudah asik. 



Mereka ini semua usianya 15-17 tahun. Anak ESEMA brow sist.
Saya sangat berharap, mereka tidak hanya sekedar diajarkan tampil dan dandan, mungkin orang-orang dari dinas kebudayaan, bisa memperkenalkan mempresentasikan atau bahkan memberikan ide kostum dari budaya daerah Kalimantan. Biar luas wawasan dan lebih menjiwai kostum apa yang mereka pakai. Usul dikit, pesan moral bahwa seni dan budaya itu nggak kudu buka aurat. 






Beberapa foto close up. Nampak ya detail kostum mereka. Aseli buatan sendiri. 
Gak kalah sama kostum-kostum anime jepang kan?




Foto dari jalan. Pake pigura pohon dan daun. Kontras kan. Ini foto dari mobil yang gak gerak, karena maceett total! Paranya, gak nampak pak polisi. -______-"


Entahlah. Masalah pemilihan panitia, pemilihan rute, atau pemilihan waktu yang tidak tepat.
Hari jumat, di jam orang-orang pulang kerja. Hadeh. 

Sebagai jepretator saya kurang puas jepret-jepret. 
Sebagai penyuka "beginian", fesival/karnaval ini bisa jadi salah satu alternatif pertunjukkan budaya yang mendunia. Menurut saya, daripada duit bermilyar2 behambur buat manggil K-Pop, Rocker atau sejenisnya, mending disalurkan seperti ini. Dukungan swasta penting juga nih.
Adakah yang mau nge-hire saya di dinas pariwisata? Hahaha.

Note, buat wartawan atau siapapun yang berkepentingan yang mungkin kejebak di blog saya, pliss jangan dibajak komentar, review, dan foto saya, Ini dokumen pribadi makanya di watermark @desti_purnama , serttakan sumbernya juga!
 [pede abiss]
Kasih komen kalau foto2nya perlu dikritik membangun. ^^V
Semoga ke depan berkesempatan jepret-jepret di Karnaval Jember.

Samarinda, November 2014

3 comments:

  1. Balasan
    1. sepertinya aku menemukan bakat terpendamku Yah... :p

      Hapus
  2. Putri hijaunya namanya Putri juga.. Berhijab bukan artian penghalang kreativitas kan? 😆

    BalasHapus

feel free to comment ^^d