Kamis, 29 Oktober 2015

Baca sampai habis dulu ya...

_________________________________________________________________________________

Saya sering kasihan melihat anak-anak muda yang makin pintar tetapi hidupnya galau. Penyebabnya beragam. Misalnya, karena hal sepele saja. Belum lagi tamat SMA, mereka sudah dikejar-kejar orang tuanya, "Mau kuliah di mana? Swasta atau negeri?"
Bahkan, sampai menjelang lulus SMA sekalipun, masih banyak yang bingung mau kuliah di mana dan jurusan apa? Jangan heran kalau banyak yang salah jurusan.

Bahkan, sarjana nuklir pun berkarir di bank, sarjana pertanian jadi wartawan, dan seterusnya. Susah-susah kuliah di fakultas kedokteran maunya jadi motivator. Karena sejak awal sudah galau, setelah lulus tetap galau, setelah lulus hanya mampu menjadi generasi wacana. Jadi, karena dulu sudah galau, setelah lulus hanya mampu berwacana. Ribut melulu. Paling jauh cuma bisa buat heboh di media sosial, membuat meme, tetapi tidak berani bertindak. Apalagi mengambil keputusan. 

Suaranya Keras
Indikatornya simpel. Kita bisa dengan mudah menemukan mereka di mana-mana. Contohnya begini. Ada dahan yang patah dan menghalangi jalan. Lalu lintas pun jadi macet. Apa yang dilakukan generasi wacana? Dengan gadgetnya, mereka memotret dahan itu. Juga memotret kemacetan yang terjadi. Lalu, mengunggahnya ke media sosial, tentu disertai komentar. Isinya kritik, "Di mana dinas pertamanan kita? Ada dahan tumbang kok didiamkan!" Lalu, ketika hasil uanggahannya dikomentari banyak orang senangnya bukan main.

Begitulah potret generasi wacana. Padahal, kalau mau membantu, dia bisa menyingkirkan dahan tersebut dari jalan. Tidak hanya berwacana. Begitulah kita juga saksikan sikap mereka terhadap asap. Itu hanya satu contoh. Contoh lainnya ada di mana-mana.

Sebagian generasi wacana tersebut memasuki dunia kerja. Karir beberapa di antara mereka meningkat dan menduduki posisi-posisi penting. Kalau di perusahaan swasta, mereka itulah yang berteriak paling keras ketika kondisi ekonomi menjadi lebih sulit. Misalnya, ketika pemerintah mengubah kebijakan atau ketika rupiah melemah/kembali menguat seperti sekarang ini.

Kalau di dunia politik, mereka ributnya minta ampun. Persis sepeti anggota DPR kita. Bisanya kritik sana kritik sini, tetapi kerjaan utamanya, seperti membuat undang-undang, malah tidak diurus. Kalau di lingkungan pemerintahan, mereka adalah orang-orang yang sibuk mengaankan posisi dan cari selamat. Caranya? Adu pintar debat dan lihai membangun argumentasi. Mereka sangat pintar kalau soal ini. Tetapi, nyalinya langsung menciut ketika ditantang untuk mengambil keputusan.Akibatnya, kita merasakan dampaknya. Penyerapan anggaran akan terus sangat rendah dan kinerja perekonomian kita melambat. Kalau pemerintah saja tidak punya nyali, apalagi kalangan swasta.



We-Change
Kalau mau melihat masa depan suatu negara, lihatlah generasi mudanya. Kalau generasi mudanya mudah galau, hanya bisa berwacana, bisa ditebak kelak seperti apa nasib negaranya. Kata banyak orang, karena galau dan hanya sibuk berwacana, negara kita tertinggal sepuluh tahun dari negara-negara lain.

Contohnya gampang. Lihatlah jalan tol kita. Kita membangun jalan tol sejak 1973. Lebih dulu ketimbang Malaysia dan Tiongkok. Tapi, coba lihat berapa panjang jalan tol yang sudah kita bangun?
Malaysia mulai membangun jalan tol pada 1990. Namanya jalan tol Anyer-Hitam. Panjangnya sekitar 10 kilometer. Itu pun yang mengerjakan adalah BUMN kita, PT Hutama Karya. Kini panjang jalan tol di Malaysia sudah mencapai 3000 kilometer. Begitulah kalau negara lain sibuk membangun, kita sibuk berwacana lantaran tidak berani mengambil keputusan.

Rhenald Kasali. Karyanya sebagai penulis banyak buku best seller serta mendirikan Rumah Perubahan sekaligus sebagai mentor di sana.

Artikel lebih lengkap : Jawa Pos. Sabtu, 17 Oktober 2015.

_________________________________________________________________________________
Ini artikel ngejleb yak. Saya pribadi, biar tidak termasuk golongan Generasi Wacana sedang merintis "sesuatu" di kota kecil saya ini. Mohon doanya pembaca budiman. Rahasia. :p


0 comments:

Posting Komentar

feel free to comment ^^d