Jumat, 29 Mei 2020

Ibu kota ini sudah sangat sumpek. Setiap hari  warganya berebut udara bersih. Tetapi kota gula ini memang sulit ditinggalkan oleh semut-semut pekerja.


Pandemi COVID-19 agaknya membuat sebagian warga ibu kota memilih kembali ke kampung halaman. Disebabkan karena telah kehilangan mata pencaharian atau memilih sakit tapi dekat dengan keluarga daripada sakit sendiri di perantauan. Semut-semut berharap, setidaknya ada yang lebih manis di daerah asalnya.


 


Pemerintah pusat tidak lagi punya pesona untuk mengendalikan warga dan penyebaran virus COVID-19. Pemerintah daerah sebagian merasa terpanggil untuk berlomba-lomba memberikan yang terbaik bagi warganya.

 

Terlintas dalam pikiranku, biarlah-biarlah semut-semut itu pulang saja dan berkarya di sana. Tidak usah kembali ke ibu kota. Sambutlah-sambutlah mereka wahai pemerintah daerah, bangun kota-kotamu. Otak mereka para pekerja ibukota seharusnya sudah bisa diandalkan untuk membangun desa.

 

Setidaknya tangan-tangan mereka bisa digunakan untuk membangun lumbung-lumbung kehidupan baru di sana. Kelak kita tidak perlu lagi impor, karena lumbung-lumbung itu sudah hidup di daerah masing-masing. Kita hanya perlu order ekspedisi lokal untuk bertukar komoditi. Sembari para muscle knowledge negeri ini merevisi undang-undang, kita siapkan dengan baik apa-apa saja yang siap diekspor nanti.

*** 

"New Normal". Bukan hanya sekedar pakai masker keluar rumah, cuci tangan sebelum ngapa-ngapain, atau minum lebih banyak suplemen.

Aku berharap "New Normal" akan seperti lintasan pikiranku di atas. Sesuatu yang baru dan itu normal. Negara kepulauan terbesar Asia Tenggara menjadi super sejahtera adalah hal “baru” dan sejak dulu itu adalah cita-cita “normal” warganya .

 

~ Sudah tiga tahun blog ini terbengkalai Ferguso. Kaku lagi jemari menulis, tetapi harus dipaksa. ~

0 comments:

Posting Komentar

feel free to comment ^^d