Sore ini spontan aku memutuskan untuk berenang. Di kolam renang
umum. Setiba di lokasi, hanya ada satu dua orang anak kecil di kolam khusus
anak-anak. Kolam itu dalamnya 40cm. Kira-kira sepaha orang dewasa, untuk aku
diatas lutut sedikit. Di sebelahnya ada kolam renang dewasa. Biasanya kolam
renang seperti ini memiliki lantai yang miring, mulai dari kedalaman 1 meter
hingga 4 meter dengan panjang kira-kira 6-10 meter
Senang rasanya, bisa menguasai kolam renang. Sepi. Aku
salah, ada tiga sampai empat pria matang di sudut kedalaman 4 meter. Sedikit
pemanasan, seketika anak-anak kecil memenuhi kolam renang dewasa 1 meter. Mulai
ramai, tetapi aku sudah booking, ya
semacam menjadikan satu lajur renangku di kedalaman 1,5 meter. Tidak berani
terlalu dalam, karena alasan gengsi. Andai lelah, aku bisa istirahat di tengah sambil
jinjit-jinjit
Berenang itu menguras energi, membentuk otot perut, tangan dan kaki, tapi tidak terasa berkeringat,
itu yang menjadikan renang adalah salah satu olahraga favoritku. Harusnya
banyak ibu-ibu di sini, bukankah mereka sering mengeluhkan perut yang buncit, otot
kendor, gemuk berlemak setelah punya anak. Sebaliknya justru ibu-ibu hanya
duduk-duduk di pinggiran sambil memainkan gagdetnya sementara anak-anak dan
ayahnya terjun ke kolam. Atau lebih umum lagi pemandangan pasangan muda dengan
anak usia 1-5 tahun tahun kompak membawa anaknya bermain air, anaknya saja yg bermain cipak cipuk berpelampung.
Satu hal yang menarik perhatianku kala itu. Saat sedang bersantai
menikmati matahari sore sambil mengambang di kolam. Datang pasangan suami
istri. Bapaknya sudah beruban banyak dan tampak sudah tua, ibunya entah karena
perawatan kulit atau bapak itu menikah lagi terlihat awet muda. Tidak membawa
anak, mungkin anak-anaknya sudah di kota lain. Si bapak berenang asik
bolak-balik. Dipinggiran kolam renang si ibu asik memfoto si
bapak, bahkan meminta si bapak bergaya seperti anak kecil yang lagi seru bermain
di kolam. Seperti jatuh cinta lagi, seperti anak muda kasmaran yang suka foto dan
selfie, seperti dunia miliki berdua. Romantis. Tetapi aku cepat-cepat
mengalihkan tatapanku dari mereka. Sesaat pengalihan, berjarak satu meter
disebelahku ada pemuda hidung mancung sedang berenang entah dengan gaya apa sambil
melihatku. Beberapa kali dari dekat maupun jauh. Harusnya aku ge-er tetapi teringat
romantisme kedua orang tua itu membuatku jadi risih. Pemuda mancung itu sudah
punya anak dan istrinya sedang duduk tidak jauh dari kolam.
Tidakkah kau ingin tahu yang kupikirkan? Haha sudahlah tidak
perlu. Aku cabut saja dari kolam ini. Mungkin salahku juga terlalu cuek pada
pemuda-pemuda yang sama inginnya membentuk badan (baca : kesehatan) dengan
berenang. Sambil berjalan menuju ruang ganti hatiku berbisik "berkomitmenlah untuk membangun cinta pada pasanganmu karena kesempatan curang selalu ada."
0 comments:
Posting Komentar
feel free to comment ^^d