Minggu, 19 Oktober 2014

Sore ini spontan aku memutuskan untuk berenang. Di kolam renang umum. Setiba di lokasi, hanya ada satu dua orang anak kecil di kolam khusus anak-anak. Kolam itu dalamnya 40cm. Kira-kira sepaha orang dewasa, untuk aku diatas lutut sedikit. Di sebelahnya ada kolam renang dewasa. Biasanya kolam renang seperti ini memiliki lantai yang miring, mulai dari kedalaman 1 meter hingga 4 meter dengan panjang kira-kira 6-10 meter

Senang rasanya, bisa menguasai kolam renang. Sepi. Aku salah, ada tiga sampai empat pria matang di sudut kedalaman 4 meter. Sedikit pemanasan, seketika anak-anak kecil memenuhi kolam renang dewasa 1 meter. Mulai ramai, tetapi aku sudah booking, ya semacam menjadikan satu lajur renangku di kedalaman 1,5 meter. Tidak berani terlalu dalam, karena alasan gengsi. Andai lelah, aku bisa istirahat di tengah sambil jinjit-jinjit

Berenang itu menguras energi, membentuk otot perut, tangan dan kaki, tapi tidak terasa berkeringat, itu yang menjadikan renang adalah salah satu olahraga favoritku. Harusnya banyak ibu-ibu di sini, bukankah mereka sering mengeluhkan perut yang buncit, otot kendor, gemuk berlemak setelah punya anak. Sebaliknya justru ibu-ibu hanya duduk-duduk di pinggiran sambil memainkan gagdetnya sementara anak-anak dan ayahnya terjun ke kolam. Atau lebih umum lagi pemandangan pasangan muda dengan anak usia 1-5 tahun tahun kompak membawa anaknya bermain air, anaknya saja yg bermain cipak cipuk berpelampung.

Satu hal yang menarik perhatianku kala itu. Saat sedang bersantai menikmati matahari sore sambil mengambang di kolam. Datang pasangan suami istri. Bapaknya sudah beruban banyak dan tampak sudah tua, ibunya entah karena perawatan kulit atau bapak itu menikah lagi terlihat awet muda. Tidak membawa anak, mungkin anak-anaknya sudah di kota lain. Si bapak berenang asik bolak-balik. Dipinggiran kolam renang si ibu asik memfoto si bapak, bahkan meminta si bapak bergaya seperti anak kecil yang lagi seru bermain di kolam. Seperti jatuh cinta lagi, seperti anak muda kasmaran yang suka foto dan selfie, seperti dunia miliki berdua. Romantis. Tetapi aku cepat-cepat mengalihkan tatapanku dari mereka. Sesaat pengalihan, berjarak satu meter disebelahku ada pemuda hidung mancung sedang berenang entah dengan gaya apa sambil melihatku. Beberapa kali dari dekat maupun jauh. Harusnya aku ge-er tetapi teringat romantisme kedua orang tua itu membuatku jadi risih. Pemuda mancung itu sudah punya anak dan istrinya sedang duduk tidak jauh dari kolam.

Tidakkah kau ingin tahu yang kupikirkan? Haha sudahlah tidak perlu. Aku cabut saja dari kolam ini. Mungkin salahku juga terlalu cuek pada pemuda-pemuda yang sama inginnya membentuk badan (baca : kesehatan) dengan berenang. Sambil berjalan menuju ruang ganti hatiku berbisik "berkomitmenlah untuk membangun cinta pada pasanganmu karena kesempatan curang selalu ada."

0 comments:

Posting Komentar

feel free to comment ^^d