Rabu, 23 Juli 2014

Indonesia belakangan ini. Setiap kali buka twitter, hati malah jadi was was. Teman yang biasanya santun mendadak ngomel beruntun. Wartawan yang biasanya bikin kagum mendadak suka berantem. Entahlah. Salah saya juga selama ini memfollow orang-orang yang "berkepentingan." Ambil hikmah baiknya. Maunya sepuluh hari Ramadhan bisa khusyuk. Namun ternyata, ah sudahlah. Kalau mau tenang tidak usah peduli bukan? Tapi menurut saya kudu peduli, jadi makin banyak istighfar dan ikhtiar. Lumayanlah.

Lalu sampailah saya membaca hadist mengerikan ini...



Kalau hadist ini dikaitkan dengan kemenangan pemimpin Indonesia kita kali ini. Secara tidak langsung dapat diartikan bahwa lima tahun ke depan kita akan dipimpin oleh Ar-ruwaibidhah atau si dungu. Kalau disederhanakan, Presiden Indonesia dungu. Ngeri kan?! Mana ada yang mau dicap seperti itu. Tapi kalau faktanya begitu. Waduh. Serbasalah. Apalagi ia terpilih berdasarkan hasil voting suara terbanyak. Berarti kurang lebih 50 persen penduduk Indonesia memilih si dungu, dan sisanya memilih yang tidak dungu. Sudah tahu dungu kok ya dipilih, berarti yang memilih juga dungu, atau kesogok harta tahta waria jadi dungu seketika. Maaf. Kok kasar ya kalau dijabarkan. 

Nah, kabar agak gembiranya, kulit manggis ada ekstraknya. Gak lucu lagi. Hadist itu tidak menyebutkan tanggal tahun pastinya. Coba kalau iya 2014. Kan?!

Artinya masih ada optimisme untuk mengira-ngira kadar kedunguannya sekian persen. Entah 5% , 20% atau 50%. Namanya manusia, gak ada yang seratus persen pintar. Toh pintar cerdas itu karunia Allah swt dan bagi orang yang mau belajar sungguh-sungguh. Maka ketika sadar kadar kecerdasan dan kedunguan kita sebagai manusia, misal kamu iya kamu... cerdas 85% dungu 15% merendahhatilah untuk mengajak saudara kita agar kecerdasanya meningkat sama atau lebih dari kita. Kalau banyak yang kedunguan nya berkurang insya Allah kecerdasannya meningkat. Jadi, sekalipun ada satu pemimpin yang dungunya 50% diantara 10 bawahan yang kecerdasannya 90%, probabilitas menjalankan program kerja dengan hasil buruk, minimum. Evaluasi pun akan lebih jelas. Tapi kalau kamu sombong dengan kecerdasanmu dan membiarkan saudara setanah air dalam kedunguannya ya kayak pare diantara nasi goreng. (Saya gak suka pare). Pahit dan tidak terasa manfaatnya.

Saya teruskan ke takdir saya membaca habis sekuel Novel Tere Liye ini. Negeri para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk. Fiksi tapi mirip sama kondisi Indonesia. Sudah baca, pasti faham. Belum baca, ya pinjam.


Novel itu menceritakan seorang pemuda yang berjuang untuk membongkar kejahatan ekonomi politik yang menghancurkan keluarga dan partnernya, rupa-rupanya kejahatan itu adalah satu dari serangkaian kejahatan besar di negerinya sejak puluhan tahun lalu yang dikendalikan oleh mafia hukum asing. Tokoh itu bisa saja memilih diam, toh juga sudah sukses, hidup aman nyaman tentrem, tetapi sayangnya dia adalah seorang pertarung sejati. Kalau nggak nyambung, baca dulu lah deh ya. Hikmahnya, selama kita ingin Indonesia jaya. Maka seperti dalam novel itu, akan selalu ada pahlawan yang telah Allah persiapkan untuk mewujudkannya. Cepat atau lambat.

Saya kutip epilog motivasi nya :
"Kau tahu, Thomas, jarak antara akhir yang baik dan akhir yang buruk dari semua cerita hari ini hanya dipisahkan oleh sesuatu yang kecil saja, yaitu kepedulian."

Hadist mudah tentang peduli :
Rasulullah Saw bersabda, “Tiap muslim wajib bersedekah.”
Para sahabat kemudian bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?”
Nabi Saw. menjawab, “Bekerjalah dengan keterampilan tangan untuk kemanfaatan dirinya lalu bersedekah.”
Mereka bertanya lagi, “Bagaimana kalau dia tidak mampu?”
Nabi Saw menjawab, “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya.”
Mereka kemudian bertanya kembali, “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?”
Nabi Saw menjawab, “Menyuruh berbuat ma’ruf.”
Tanpa pernah bosan mereka bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?”
Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan, itulah sedekah.” 
(HR. Bukhari dan Muslim).

Dear saudara-saudara. Jika saya, kamu, kita peduli. Bisa jadi pahlawan-pahwalan yang dipersiapkan Allah itu kamu, saya atau kita. 

Allahu'alam. 

0 comments:

Posting Komentar

feel free to comment ^^d