Kamis, 24 Juli 2014

Ingin menangis dan sudah
Entah antara berduka atasmu atau iri padamu
Tetapi mengapa engkau tersenyum saudaraku
Satelit itu menggambarkan gugurmu
Semakin deras air mata ini


Engkau yang berada di garis depan
Berjarak ilmu dan kesungguhan
Kami akan menyusulmu dengan tertatih
Kadang berlari dan tersandung-sandung


Tunggulah sebentar lagi saudaraku
Pada bilangan matahari dan bulan
Menyamai niat dan kegigihanmu
Diiringi lantunan pada langit tertinggi


Karena
Kini keluarga kami satu per satu mendirikan sholat
Para lelakinya memakmurkan masjid
Kini tetangga-tetangga kami menabung haji pula umrah pun
Ada yang sampai di rumahmu lalu berkisah
Kini anak-anak kami berlomba-lomba menjadi hafizh alquran
Kini stasiun TV kami mengabarkan kebenaranmu
Kini berbondong bondong tangan mengulur harta bersedekah
Kini suburlah majelis-majelis aqidah
Kini pemuda-pemuda kami bercita-cita syahid
Kini dalam doa berjamaah kami tak lalai menyebutmu saudaraku



Tidak lama lagi saudaraku
Kekayaan limpah ruah di tanah kami
Akan menjadi senjata disegani
Kami akan segera sampai
Bendera itu masih kami simpan
Sesampainya di sana kita akan mengibarkannya




Kita akan berdiri dan bercahaya
Menyombongkan kekuasaan Allah swt
Pekik-pekik takbir
Bersyahadat kompak di muka dunia
Jaisyu Muhammad, Laa illaha illallah!




Borneo,
Malam Ganjil Ini
27 Ramadhan 1435

0 comments:

Posting Komentar

feel free to comment ^^d