Selasa, 30 Juni 2015

Tinta telah kering, sang penulis telah mengangkat penanya.

Segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan, malam dengan siangnya, gelap dengan terangnya, sedih dengan senangnya, begitu pula kejahatan dengan kebaikannya.

Kita sudah tak heran, ketika siang berlalu, malam pasti menggantikan. Hanya saja siang tidak pernah bertemu dengan malam. Terang tidak pernah bertemu dengan gelap. Tidak ada jarak yang memisahkan mereka, tidak pula ada waktu yang dapat mempertemukan mereka. Biar begitu, mereka tetap berpasangan bukan.

Pun pada kejahatan-kejahatan yang hadir silih berganti dengan kebaikan. Mirip seperti siang dan malam. Kejahatan tidak pernah bertemu dengan kebaikan. Hanya saja mereka tetap berpasangan.
Dibelahan bumi katulistiwa ini kita melihat terang hampir sama lamanya dengan gelap. Namun tidak dengan dasar perbandingan itu, kita menyebut sesuatu sebagai 'pasangan'. Pun bilamana kita melihat kejahatan tidak selalu sama banyaknya dengan kebaikan. Dibelahan bumi lain, ke utara atau selatan mendekati kutub-kutubnya. Lamanya malam tak sebanding dengan lamanya siang. Tak sama tetapi tetap berpasangan. Sepertinya beginilah saya mendapati hikmah.

Oh memang kita pasti ingat kalau semua itu berpasangan. Tidak pernah siang sendirian atau malam sendirian. Tidak pernah ada gelap tanpa terang. Tentunya tidak pernah ada kejahatan tanpa kebaikan. Selamanya. Oh namun kita kadang lupa bahwa berpasangan itu tidak selalu sama porsinya. Berpasangan itu, rupa-rupanya adalah tentang memahami posisi serta memenuhi kewajiban.


Kejahatan dengan pengikutnya tahu bahwa kewajibannya adalah berbuat jahat sampai batas waktu yang mereka tidak ketahui. Begitu pula kebaikan dengan pengikutnya, tidak ada ruang dan waktu yang bisa mempertemukan mereka dengan kejahatan, yang ada hanyalah melakukan kewajiban berbuat baik sampai batas waktu yang ditentukan. Tak usahalah selalu menghitung-hitung berapa banyaknya kejahatan, lebih baik menghitung berapa banyak kebaikan telah dilakukan. Mungkin kita akan mendapati bahwa kebaikan belum cukup menyaingi kejahatan di dunia ini. Karena kejahatan dan kebaikan telah diciptakan pada porsinya masing-masing sebagaimana siang dan malam, gelap dan terang, sedih dan senang.

Jika kita merasa baik, maka jangan membantu yang jahat melakukan kewajibannya. Jika kita merasa jahat, ah penipu, hanya orang baik yang merasa dirinya jahat.

#

"Pergilah keliling bumi wahai musafir. Agar tak terjebak pada sudut katulistiwa saja. Bawalah buah tangan kebaikan wahai musafir, jangan kau bawa kejahatan dari negeri orang, sebagaimana kau tak ingin rumahmu dimasuki perampok. Mintalah perlindungan bagi dirimu duhai musafir pada yang mengizinkan kebaikan dan kejahatan itu terjadi."


0 comments:

Posting Komentar

feel free to comment ^^d