Selasa, 09 Oktober 2012


Jogja. Kampus banyak. Mahasiswanya banyak. Butuh makan semua. Jadi tempat jajanan juga pasti berkorelasi positif. Banyak banget. Sejak awal saya sudah mewarning diri sendiri untuk tidak jajan sembarangan. Khawatir tidak bersih dan tidak enak. Jadi, cari yang ramai dan lihat-lihat sikon. Ramai biasanya enak banyak pilihan variasi. Sikon rapi biasanya bersih juga. Kalau buat langganan harus keduanya.

***
Sengaja tidak makan siang dulu sebelum berangkat. Hitung-hitung nanti masih bisa makan di jalan, minimal dibungkus, sambil menunggu teman-teman yang sudah pasti molor. Tetapi, ehhh, kok ya akhirnya harus terlambat sampai tempat kangsenan sama temen sebelum ke tkp. Jadinya langsung wuuuussshhh, berharap tidak membuat teman saya menunggu lama. Alhamdulillah, teman saya ternyata juga belum makan, dan mengajak makan juga. Rejeki emang gak kemana. 

Kami berdua jarang melalui jalan menuju tkp, tidak begitu hafal rumah makan atau warung apa saja sepanjang jalan nanti. Untuk ukuran kantong kami ya jelas jangan yang muahal. Lima sampai delapan ribuan saja. Ya sop seger (siang2 gini) atau nasi padang deh (perut laper banget belum sarapan juga). Kruyuk kruyuk.. tidak kunjung menemukan. 
Secercah harapan, teman saya mengatakan dulu pernah melihat ada Sop Ayam Pak Min (my favorite ) dekat sini. Sampai sepuluh menit mendekati tkp ternyata sopnya tidak ada. Kami tetap jalan sampai ketemu warung mie ayam dan bakso. Dari tampilannya sih menggiyurkan, baksonya gedeee. Teman saya menuju tempat parkir samping mie ayam, pun dengan saya. Fokus mata saya menuju bakso besar-besar itu. Badan saya juga sudah condong ke sana, sambil menunjuk dan bertanya "Ke sini kan?" teman saya dengan raut tanda tanya "Ada halalnya nggak, Des?"
Saya dengan wajah kelaparan mencari-cari label halal di spanduk depan mie ayam itu, dengan seksama dan teliti sampai di gerobaknya, berharap semoga ada kata "halal" supaya bisa makan di sana. Tidak ditemukan. Teman saya langsung menimpali "Nggak ada kan?" 
Bendera putih. "Yasudah beli roti aja," lanjutnya. Ternyata teman saya berbelok parkir di depan Indomaret, bukan untuk ke mie ayam tapi ke Indomaret beli roti. Haha. 

***
Kali itu saya diingatkan lagi bahwa ini lebih dari tidak sekedar jajan sembarangan. Bukan hanya enak atau bersih namun HALAL jauuuh lebih penting dan kadang saya remehkan kalau laperrr bangeett melanda. Haram itu bukan hanya daging babi dan anjing atau yang dijelaskan dibuku pelajaran agama. Lebih detail lagi. Kurang lebih begitulah pesan yang saya tangkap dari isyarat teman saya ini.

Terimakasih untuk teman saya yang baik hati, hati-hati, dan tidak ragu mengingatkan. Alhamdulillah. 










0 comments:

Posting Komentar

feel free to comment ^^d